11 Pesan bagi Orangtua saat Menemani Anak yang sedang Eksplorasi

Halo, kebetulan aku kemarin (22 Agustus 2015) datang ke acara seminar parenting Indonesia  “Tumbuh Kembang si Kecil Berawal dari Perlindungan yang Optimal”, yang diadakan oleh Dancow Parenting Center. Langsung saja deh pagi hari aku meluncur ke Crown Plaza yang terletak di pusat kota Semarang. Acara yang dipandu oleh Shahnaz Haque ini mendatangkan tiga pemateri kece. Materinya banyak banget, tapi aku rangkum 11 pesan super-penting yang biasa bikin Bunda galau soal anak, hohoho.


Sesi pertama diisi oleh dokter anak yaitu Dr. dr. Hartono Gunardi, SpA(K). yang membahas dari sisi kesehatan anak.


1.Sel otak anak berkembang pesat pada 1000 hari pertama. Artinya, perkembangan otak sudah mulai sejak janin di dalam perut Bunda hingga anak usia 3 tahun.

2.Agar anak sehat, ceria, percaya diri, cerdas, kreatif, dan berperilaku baik, Ayah Bunda bisa memberi stimulasi bermain. Contohnya, biarlah anak bermain setiap hari, saat bermain harus ada interaksi antara anak dan Ayah Bunda, sesuaikan acara bermain dengan kemampuan dan keinginan anak, selalu memberi pujian dan pelukan serta ciuman.

3.Indikator apakah anak sudah berkembang sesuai dengan usianya, maka wajib cek berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Jangan lupa setiap bulan harus cek, ya.

Sesi kedua diisi oleh psikolog yaitu Vera Itabiliana Hadiwidjojo S.Psi., Psi yang membahas dari dunia psikologi anak.


4.Perkembangan anak setelah usia 1 tahun adalah fisik (seperti jalan-jalan, menjelajah tempat baru); kognisi (rasa ingin tahu yang besar, sehingga senang mengamati, menyentuh, menyoba, dan bertanya hal baru); emosi atau sosial (meniru ekspresi).

5.Ada 4 macam pola asuh, yaitu otoriter (anak harus menuruti Ayah Bunda), permisif (Ayah Bunda selalu mengikuti keinginan anak), mengabaikan (Ayah Bunda bersikap cuek terhadap anak, atau anak dititipkan kepada orang lain tanpa diperhatikan), demokratis (Ayah Bunda memberi pengarahan dan anak berhak mengutarakan keinginannya). Nah, Ayah Bunda tergolong tipe mana?

6.Anak Bunda pasti pernah tantrum? Maka tips menghadapinya adalah Bunda tidak boleh terpancing emosi, anak menangis adalah bentuk komunikasi bukan hal yang memalukan. Maka segera menggendongnya, lalu mendekapnya, dan ajak di daerah yang tidak ramai. Biarkan anak menangis lalu perlahan-lahan sampaikan mengapa tadi anak tidak boleh ini-itu.

7.Apa perbedaan anak aktif dan hyperaktif? Anak aktif adalah anak yang suka bergerak, seperti lari-lari, jalan-jalan, tapi ada kejelasan yaitu ingin bermain. Sedangkan anak hyperaktif adalah anak yang aktif tetapi kerap melakukan kegiatan yang tidak jelas, seperti menjatuhkan barang-barang saat di supermarket. Tapi, untuk memberi label anak hyperaktif diperlukan tes dan penelitian psikologi yang panjang. Jadi, jangan asal kasih label anak hyperaktif, ya?

Sesi ketiga diisi oleh ahli gizi yaitu Sari Bunda Bulan AMG yang membahas dari sisi gizi anak.


8.Agar anak tidak mudah sakit, maka buat sistem kekebalan tubuhnya kuat. Caranya dengan memperhatikan asupan makanannya. Pasalnya, 80% sistem daya tahan tubuh anak terdapat di saluran pencernaan. Nutrisi yang dibutuhkan seperti serat pangan (yaitu insulin yang bisa dari pisang, dll), vitamin A dan C serta E (contohnya pepaya yang kaya vitamin A dan C serta murah dan mudah didapat), dan lainnya.

9.Kenali kelompok makanan yaitu, karbohidrat (nasi, kentang, bihun, tepung, umbi, dll); lauk pauk (berbagai macam ikan); sayur (ada wortel, kol, kangkung, dan masih banyak lagi; buah (pisang, pepaya, melon, dll). Pastikan anak mengonsumsi semua kelompok tersebut.

10.Bagaimana bila anak tidak suka makan ikan atau sayur? Maka, ada banyak pilihan ikan di pasar. Cobalah satu per satu. Begitu pula dengan sayur, yang ada beragam macam, cobalah satu per satu untuk mengetahui anak menyukai ikan yang mana saja dan sayur yang mana saja. Jadi, jika anak tidak suka ikan, maka tidak boleh diganti dengan kelompok lain (misalnya diganti karbohidrat atau buah).

11.Volume lambung anak sangat kecil, tetapi asupan yang dibutuhkan cukup banyak. Usahakan makan besar dan camilan sebanyak 5-6 x. Makan juga maksimal 20-30 menit, untuk mengajarkan anak arti lapar. Ketika anak lapar, maka ia mau makan apa saja, seperti orang dewasa juga, kan? Hehe.

Mulai sekarang, biarkan si Kecil bereksplorasi, selama pertumbuhannya sesuai tahap perkembangan anak, mendapatkan kasih sayang, dan gizi yang cukup.

Comments

  1. Setuju semua dg tipsnya keren mb..asyik ya kopdar kmrn sgt berkesan.

    ReplyDelete
  2. Aku nih mbak suka galau kalau soal kekebalan tubuh anak. Soalnya kemarin2 sempat susah makan nasi. Tapi alhamdulillah si mbokke kudu sabar nyoba menu satu2. Sekarang anaknya mudah kalau disuruh maem pake nasi, sayur, dan lauk. Terima kasih sharingnya Mbak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gak harus nasi, bisa diganti karbohidrat spt kentang, dll

      Delete
  3. Tambah ilmu lagi ni. Thx4sharing mbak...

    ReplyDelete
  4. Yang cukup susah masalah makanan mba, ndak doyan buah,malah sekarang sukanya kripik krupuk dan sejenisnya..hiks

    ReplyDelete
  5. Tantanganku dari dulu soal makanan... Ifa kalau nggak lapar banget nggak mau makan... Kalaupun dipaksa makan, cuma masuk tiga suap. Bisa ngitung aja dia, selesai masuk tiga suap langsung GTM :D Tapi kalau lagi lapar, wah menyenangkan sekali.

    Katanya suruh ganti2 menu, suruh ajak masak.. semuanya sudah dijabanin, tapi tetep aja nggak ngefek. Dia senang ikut masaknya tapi pas disuruh makan enggak mau kalau nggak laper. :D :D

    ReplyDelete
  6. Biarkan bereksplorasi, dan kayak naufal dulu saat masih tinggal di rumah lama. Tiap pulang sekolah langsung lepas seragam dan masuk kolam ikan. Kasihan ikannya krn tiap siang pusing, xixixii

    ReplyDelete
  7. Aku jadi tambah ilmu setelah ikut acara ini

    ReplyDelete
  8. Pas banget ya arkaan, baru sethaun lebih dikit, langsung aplikasikan wuriii

    ReplyDelete
  9. Penting banget semuanya..
    Hiks. Hasna lg sering tantrum nih Mba.. Dan emaknya sering kepancing emosi 😢

    ReplyDelete

Post a Comment