Jadi Penulis Pemula Bisa Dapat Cuan

Siapa yang hobi nulis? *tos dulu ah. Tahu kan kalau sekarang, dari hobi nulis bisa dapat cuan. Tapi, kalau buat penulis pemula, yang nggak punya pengalaman, emangnya bisa? Bisa saja lah. Saya coba kasih tips ala-ala mungkin bermanfaat buat kamu.



Satu, apa tujuan kamu menulis?


Kamu mau nulis itu kenapa sih?

Misal:
Memang suka aja daripada ngegosip => mantap!
Pengen kayak Si A yang dari nulis bisa dapat duit => boleh kok
Atau apa? Apa aja boleh asal hal yang baik kok.

Biar kalau nggak mood nulis, kenali kenapa milih nulis, sehingga termotivasi terus menulis.

Dua, nulis


Iya, harus nulis nulis nulis nulis nulis nulis nulis nulis nulis nulis nulis nulis nulis nulis nulis nulis nulis nulis nulis nulis nulis nulis nulis nulis.

Hehehe, banyak amat? Karena memang mau jadi penulis yang 99% kegiatannya menulis lah.
Bingung mau nulis apa? Ya nulis apa aja bisa asal bukan nulis kejelekan orang lain, suami, hehehe.

Contoh:
Lagi bete lihat tingkah laku balita => nulis di status FB: haduh, balitaku ini kok nggak pernah diam, ya, pagi berantakin rumah, siang tidur siang tapi main lempar bantal dulu, sore minta makan sendiri tapi bercecer ke mana-mana, malam masih minta main sambil guling-guling di atas kasur, tapi yang penting sehat, Nak.

=> Jangan merasa nulis gitu receh dan bukan nggak menarik. Coba cek, jika kita nulis di status itu bisa latihan menulis dengan alur yang runut. Kalau alurnya runut, pasti menarik kok.

Tiga, belajar


Apalagi jaman now itu banyak media belajar, seperti:
- Baca buku tips menulis
- Lihat tips menulis di youtube
- Training menulis online
Dll

Biasanya nih, masalah pemula adalah:
- Belum bisa nulis yang runut
- Tulisannya masih kurang menarik
- Nggak tahu kapan hurus besar, dll

=> tidak apa-apa, itulah gunanya belajar dan praktek ya, karena lama-lama pasti jadi keceh!

Empat, cari hal positif


Contoh:
- Setiap menulis bisa ditemani mood booster (misal, harus ada segelas kopi, sambil dengerin musik, dll)
- Aktif di komunitas menulis karena kalau deket-deket sama penulis produktif ya ketularan semangatnya.

Lima, kirim naskahnya


Bisa kirim ke penerbit.
“Tapi, saya malu kalau ditolak.”

Eit, kalau kita kirim naskah diam-diam, maksudnya nggak cerita-cerita ke siapa saja, paling kalau ditolak kan yang tahu hanya Anda sendiri, Allah Swt, dan editor penerbit itu. Tapi editor mungkin juga nggak semua naskah yang ditolak itu ingat terus kok. Jadi, kenapa harus malu???


NAH. Siap praktik?! Sekian dulu ya.

Comments