9 Hal Sederhana Pencegahan Kusta dari Rumah untuk Menekan Endemi

Sejarah kesehatan dunia pernah mencatat jika penyakit kusta adalah salah satu pernyakit terlama yang pernah ada di bumi ini. Meski begitu, belum ada informasi pasti kapan penyakit kusta ini muncul. Beberapa penelitan menemukan:

· Penyakit kusta sudah ada sejak sekitar 400 SM berdasarkan temuan teks berbahasa Sansekerta yang menjelaskan masalah kesehatan,

· Ada pula temuan Isu Jurnal Science di tahun 2005, kemungkinan kusta sudah ada sejak 40.000 tahun yang lalu,

· Serta ada pula yang menemukan kerangka di India sebagai bukti arkeologis kemungkinan kusta sudah ada pada tahun 4.000 tahun yang lalu.


 FAKTA: Penyakit kusta pernah berganti nama dengan penyakit   hansen. 

Yang jelas, ketika masa awal penyakit kusta muncul, informasi kesehatan saat itu masih sedikit sehingga banyak yang menilai jika penderita kusta mendapatkan kutukan. Pasalnya, bagi penderita kusta akan terlihat secara fisik, seperti bercak putih di kulit yang besar dan di beberapa tempat, ada pula yang mengeluarkan benjolan, hingga kulit sangat kering. Tidak heran, jika kata “kusta” memiliki kecenderungan kata yang negatif.

Seiring dengan penemuan seorang ilmuwan Norwegia pada tahun 1873, namanya adalah Gerhard Henrik Armauer Hansen, yang menemukan bakteri Mycobacterium leprae. Kemudian, penyakit kusta mulai berganti nama dengan penyakit Hansen. Tujuannya untuk meredam stigma negatif dari kata “kusta” tersebut. Meski begitu, nama penyakit kusta sudah terlanjur menyebar sehingga masih banyak yang mengenal penyakit kusta dari pada penyakit hansen.




Penyakit Kusta: Mitos atau Fakta?


#1
MITOS: penyakit kusta tidak bisa sembuh
FAKTA: penyakit kusta BISA SEMBUH

Tentu penderita kusta harus konsisten menjalani pengobatan selama beberapa bulan. Dengan rutin mengonsumsi obat membuat bakteri akan melemah. Selain itu, gaya hidup sehat dan bersih juga mempercepat lemahnya bakteri sehingga bisa cepat sembuh pula.

#2
MITOS: jangan berdekatan dengan penderita kusta karena bisa menular
FAKTA: PENULARAN kusta membutuhkan waktu yang LAMA

Meski penularan bakteri lewat penderita kusta yang batuk atau bersih, tapi tidak cepat menularkan pula. Butuh waktu lama penularan penyakit kusta. Bahkan tidak apa-apa hidup serumah dengan penderita kusta asal penderita mau konsisten menjalani pengobatan.

#3:
MITOS: penyakit kusta hanya menyerang lansia
FAKTA: penyakit kusta bisa MENYERANG USIA BERAPA SAJA

Kenyataan di lapangan, beberapa anak sudah mengalami penyakit kusta. Artinya, bakteri tersebut tidak mengenal usia. Maka siapa saja, dan usia berapa saja, bisa menderita kusta. Namun, masa inkubasi bakteri di dalam tubuh memang cukup lama sehingga mayoritas baru muncul tanda-tandanya ketika dewasa.

 FAKTA: Penyakit kusta masih menjadi endemi hingga saat ini,   termasuk beberapa daerah di Indonesia. 

Sebagai salah satu penyakit terlama di dunia, nyatanya belum bisa menghapus penyakit kusta di bumi ini. Saat ini, penyakit kusta masih menjadi endemi di beberapa wilayah. Penyakit endemis adalah penyakit yang menyebar cepat di wilayah tertentu saja.

Berdasarkan data National Library of Medicine, daerah endemik kusta di dunia adalah, India, Brazil, dan Indonesia. Sedangkan menurut data kementrian kesehatan, masih terdapat 6 provinsi yang belum mencapai angka eliminasi kusta, yaitu di Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.




Sampai saat ini memang belum ditemukan vaksin untuk mencegah penularan penyakit kusta. Namun, penyakit kusta masih bisa disembuhkan dan sangat bisa dicegah. Bukankan sebaiknya mencegah dari pada mengobati? Masyarakat juga harus mengetahui bagaimana cara pencegahan penularan hingga agar angka penderita kusta juga ikut menurun, atau mungkin sampai nol kasus.

Upaya Pencegahan Penyakit Kusta oleh Masyarakat:


Mungkin saat ini tidak ada orang terdekat kita yang menjadi penderita kusta, tapi setidaknya harus mendukung agar penyakit kusta ini tidak menyebar, hingga bisa menekan angka penderitanya di Indonesia. Terlebih data menunjukkan angka penderita kusta masih memprihatinkan. Sebagai masyarakat umum, bisa memberi peran untuk melakukan pencegahan penyakit kusta. Antara lain:

#1 Memilih makanan yang bergizi


Ini adalah hal sederhana agar tubuh kita selalu sehat. Ketika tubuh bugar maka ketika virus atau bakteri yang datang ke tubuh kita, maka kemungkinan tubuh akan melakukan perlawanan sehingga justru virus atau bakteri tersebut yang kalah. Jadi, meski sudah menerima bakteri atau virus masih ada kemungkinan tubuh kita yang menang.

Makanan yang sehat adalah makanan yang seimbang, seperti ada karbohidrat, lauk pauk, sayur dan buah. Tidak hanya menu makanannya saja yang sehat, tapi pastikan jika proses memasaknya sudah benar dan alat memasak juga bersih. Misalnya, tidak menggunakan teflon yang sudah mengelupas karena berbahaya dan bisa masuk ke dalam makanan.

 Pastikan bahan, cara, sampai alat memasaknya   bersih juga. 

#2 Rutin melakukan olah raga


Tubuh tidak hanya butuh energi tapi bergerak agar terus sehat. Tidak perlu olah raga yang berat, tapi olah raga yang mudah, murah, dan bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja adalah, jalan kaki. Tidak perlu harus olah raga yang susah karena yang penting adalah konsisten olah raga. Misalnya, hanya bisa 3 kali seminggu, atau paling sedikit setidaknya satu kali seminggu saja.

 Olah raga yang mudah dan murah adalah jalan kaki. 

Selain olah raga jalan kaki, juga bisa memilih bersepeda, berenang, hingga datang ke pusat kebugaran. Pilih olah raga yang disukai sehingga sering berolah raga pun menjadi kegiatan menyenangkan.

#3 Selalu berpikir positif


Ketika sudah mengonsumsi makanan sehat dan rutin berolah raga, tapi jika pikiran tidak ikut rehat, maka mempengaruhi kondisi tubuh. Sistem imun kita akan ikut menurun jika tengah banyak pikiran.

 Pikiran negatif bisa menurunkan daya tahan tubuh sehingga   usahakan berpikir positif selalu, atau segera mencari   solusi setiap ada masalah. 

Ketika ada masalah, maka jangan fokus kenapa masalah ini datang, tapi segera mencari solusi agar pikiran tidak terganggu lagi. Setiap ada masalah, segera selesaikan bukan menunda atau malah berlarut dengan kesedihan. Semakin sedih, maka semakin rapuh pula daya tahan tubuh kita. Kita bisa melihat masalah dari sisi positif, seperti apa hikmahnya sehingga tidak terlalu sedih.

#4 Memastikan ventilasi rumah sudah cukup


Rumah adalah tempat kita hidup. Jika ingin tubuh sehat, maka membuat rumah yang sehat pula. Salah satunya adalah ventilasi yang cukup. Pastikan ada jendela di setiap kamar, dan ada jendela di bagian depan serta samping atau belakang.




Saya pernah berkunjung ke rumah teman yang hanya memiliki jendela depan. Pasalnya memang menempel dengan dinding rumah tetangga samping dan belakang. Maka, ketika siang pun harus menyalakan lampu karena tidak ada sinar matahari yang masuk. Hal ini membuat rumahnya juga lembab sekaligus bisa membuat bakteri berkembang. Maka, usahakan miliki jendela di bagian belakang, atau di bagian samping rumah.

#5 Menghindari mendatangi daerah endemi terlebih dahulu


Untuk sementara, hindari dahulu daerah endemi kusta agar tidak semakin menyebar. Saat ini, para penderita kusta masih proses pengobatan agar bisa sembuh total. Tentu ini adalah usaha menekan angka penderita kusta.

 Jangan sampai kita mendatangi endemi kusta lalu membawa   bakteri pulang ke rumah, meski penularannya memang   membutuhkan waktu lama. 

Ini adalah salah satu bentuk upaya kita untuk tidak menyebarkan penyakit kusta. Namun, pederita kusta tetap bisa bersosisalisasi di daerahnya masing-masing sambil melakukan pengobatan sampai sembuh.

#6 Menjaga sanitasi di sekitar agar selalu bersih


Yang terdiri dari sanitasi adalah:

· Tinja yang ada di setiap rumah harus bersih

· Tempat sampah juga harus ada dan sebaiknya ada tutupnya. Maka perlu tempat pembuangan akhir (TPA) berupa sampah yang jauh dari penduduk. Kemudian ada petugas sampah yang rutin memindahkan sampai dari rumah tangga ke TPA tersebut. Sebaiknya sih setiap hari, tapi boleh jika hanya bisa 2-3 hari, asal jangan biarkan sampah rumah tangga menumpuk.

· Saluran pembuangan air limbah sehingga tidak akan bercampur dengan air bersih yang akan masuk ke kamar mandi, yang akan digunakan untuk mandi, mencuci baju, dan kebersihan lainnya. Salah satunya adalah sampah.

 Bakteri memang senang berkembang di daerah yang kurang   bersih sehingga usahakan lingkungan rumah juga bersih. 


#7 Menggunakan air bersih saja


Air juga menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari manusia. Terlebih air bersih adalah hak yang dimiliki oleh semua warga. Pastikan ketika mandi, mencuci alat, serta minum, hanya berasal dari air bersih. Ketika memaksakan menggunakan air yang ada, meski kurang bersih, juga tidak akan baik bagi tubuh kita.

 Air bersih adalah hak yang harus didapatkan oleh semua   warga tanpa terkecuali, karena salah satu kebutuhan dasar   manusia sehari-hari. 

Suatu ketika, air di rumah saya pernah sangat keruh sehingga tidak bisa dipakai apa-apa. Mau tidak mau, saya terpaksa membeli air isi ulang untuk mandi, mencuci, dan sangat mengirit penggunaannya pula.

#8 Meningkatkan perekonomian sendiri hingga orang sekitar


Persoalan sanitasi, air bersih, dan rumah bersih juga sangat berkaitan erat dengan perekonomian. Semakin sedikit tingkat perekonomian, maka semakin kecil pengetahuan mengenai hidup bersih, hingga mungkin tidak ada biaya untuk menjaga kebersihan.

 Tingkat ekonomi erat kaitannya dengan kesadaran kebersihan   dan memiliki dana untuk kebersihan. 

Maka kita bisa mulai dengan meningkatkan perekonomian diri sendiri, hingga bisa mendukung perekonomian orang lain. Misalnya, kita bisa membuka lapangan pekerjaan yang lintas daerah, seperti punya bisnis online tapi juga punya tim yang berada di daerah lain, atau memiliki cabang bisnis di wilayah lain, sehingga sama-sama saling meningkatkan ekonomi.

#9 Membuat konten edukasi di media sosial


Saat ini, ada banyak content creator, maka gunakan fasilitas dan keahlian ini untuk melakukan edukasi penyakit kusta di media sosial. Terlebih jangkauan media sosial sangat luas sehingga tepat menjadi emdua edukasi masa kini.

Tidak punya ide membuat konten? Bisa membuat konten tentang:

· Fakta dan mitos seputar penyakit kusta sehingga semakin banyak orang yang paham dan tidak mengucilkan penderita kusta
· Apa yang bisa kita lakukan sebagai upaya mengurangi angka penderita kusta
· Cerita human interest dari penderita kusta sekaligus hikmah apa yang bisa didapatkan
· Sejarah penyakit kusta juga menarik dibahas
· Perayaan hari kusta sedunia
· Dan masih banyak lagi

9 Cara Pencegahan Kusta dari Rumah:





Upaya yang Bisa Dilakukan oleh Penderita Kusta:


#1 Konsisten melakukan pengobatan sampai sembuh


Yang utama adalah terus melakukan pengobatan hingga dinyatakan sembuh. Pasalnya, pengobatan penyakit kusta memang membutuhkan beberapa bulan. Manusiawi jika terkadang mereka merasa lelah harus mengonsumsi obat-obat. Tapi itu adalah satu-satunya cara agar bisa sembuh. Maka orang terdekat juga harus terus memberi dukungan dan semangat.

#2 Membuat rumah yang sehat


Ini juga tidak bisa dihindari. Mari mulai menata rumah agar lebih sehat lagi. Jika tidak memiliki jendela, dan tidak memiliki dana untuk renovasi, maka bisa rutin berjemur, atau menjemur beberapa barang agar tidak lembab, sambil menabung untuk memiliki rumah dengan ventilasi yang baik dan mendapatkan sinar matahari.

#3 Bisa memakai masker untuk mengurangi penularan


Apalagi saat ini masih ada kewajiban menggunakan masker setelah pandemi. Maka tidak ada salahnya juga mulai membiasakan diri masih menggunakan masker, baik ketika ada tamu di rumah hingga ke luar rumah.

Kondisi endemi kusta tidak hanya masalah pihak tertentu, tapi bisa menjadi perhatian seluruh warga. Maka,

Mulai dari diri sendiri, mulai dari sekarang, terus melakukan upaya pencegahan penyakit kusta.

Karena bakteri dan penyakitnya mungkin tidak bisa dihapus di bumi ini meski sudah sekian lama, tapi setidaknya angkanya bisa terus berkurang.



Sumber referensi:

https://www.dompetdhuafa.org/wabah-zaman-nabi/
https://dinkes.kalbarprov.go.id/penyakit-kusta-dan-sejarahnya/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4618543/
http://p2p.kemkes.go.id/mari-bersama-hapuskan-stigma-dan-diskriminasi-kusta-di-masyarakat


Comments

  1. Baru tahu Indonesia termasuk endemi, semoga lekas teratasi semuanya

    ReplyDelete

Post a Comment