Pahlawan Tak Harus Berjubah, tapi Bisa Bermotor dengan Gojek

Bagi saya, ojek online adalah salah satu pahlawan.

Mungkin tidak ada yang mengira ketika awal kemunculan ojek online dahulu, sekitar tahun 2009, seiring berjalannya waktu ternyata para driver bisa menjadi pahlawan. Seseorang yang kerap berjibaku dengan teriknya matahari, menerobos kemacetan hingga banjir. Belum lagi harus berhadapan langsung dengan customer cerewet. Lelah fisik dan psikis pastinya. Semuanya demi satu tujuan, memastikan customer menyelesaikan satu rencananya. Entah itu rencananya sampai tujuan, hingga mendapatkan makanan idaman.



Sebenarnya, apa definisi "pahlawan" itu?

Pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, atau pejuang yang gagah berani.
Sumber: Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Rasanya boleh jika saya memiliki definisi tertentu mengenai pahlawan, meski tidak terlalu jauh dari versi KBBI. 

Bagi saya, pahlawan adalah orang yang berkorban dengan menggunakan hati nurani.


Di mata saya,
· Ibu penyapu di kompleks saya adalah pahlawan, bagaimana tidak, tanpa kerja keras beliau mungkin taman kompleks akan penuh daun berguguran sehingga tidak nyaman menjadi tempat bermain anak-anak lagi.
· Satpam adalah pahlawan karena mau terjaga tengah malam demi menjaga keamanan, sementara yang lainnya tengah terlelap mimpi.
· Ojek online adalah pahlawan karena beberapa mau menerima order saya, hingga di saat saya kesusahan.
Maka, menjadi pahlawan itu tidak harus berjubah gagah.

Jika dibandingkan dengan KBBI, setidaknya makna pahlawan itu sama-sama berkorban. Entah itu berkorban tenaga, berkorban waktu, hingga materi pun bisa.

Lalu, kenapa ojek online bisa menjadi pahlawan di mata saya?


Saya mau cerita beberapa kali dalam kondisi tidak baik, baik karena faktor internal atau eksternal, tapi berkat adanya ojek online membuat saya bisa melaluinya.



#1 Pahlawan Ketika Sekeluarga Sakit


Seorang ibu yang sakit maka tidak bisa mengurus suami dan anak. Lalu bagaimana ketika seorang ibu sakit, bersamaan dengan suami dan anak sakit? Itu yang pernah saya alami, dan pasti ibu-ibu di luar sana juga pernah mengalaminya. Apalagi sekarang tengah banyak yang menulis di status kalau lagi sakit atau anaknya sakit. Ya, musim pancaroba memang melemahkan sistem imun kita.

Ketika suami atau anak saja yang sakit, saya masih membuat makanan favorit mereka, atau memilih makanan yang menyehatkan. Namun, bagaimana bisa jika saya sendiri juga sakit? Saya tidak bisa berdiri lama untuk memasak, bahkan untuk memotong bawang saja rasanya kepala berputar-putar.

Saya itu tipe yang boleh makan apa saja asal bukan pantangan berat ketika sakit. Misalnya, ketika sakit magh maka saya tidak makan makanan yang pedas dan asam karena bisa membuat saya semakin kesakitan.

Tapi, yang namanya saat sakit pasti makan apa saja terasa hambar. Saya pun biasanya akan memilih makanan yang bisa menaikkan mood makan. Saya tanya kepada diri sendiri, “Saya sekarang lagi ingin makan apa?”

Saat sakit pasti makan apa saja terasa hambar, maka saya biasanya akan memilih makanan yang bisa menaikkan mood makan.


Saat itu, mendadak saya ingin makan salah satu fast food makanan Jepang. Terbayang di benak saya akan lezat menikmati nasi Jepang, ayam teriyaki, kuah clear soup yang bening dan segar, serta saladnya. Sayangnya, restorannya sangat jauh dari rumah, bahkan lebih dari 10 km!

Kalau mencoba makanan fast food Jepang dari restoran lain yang lebih dekat dari rumah ada. Tapi tetap cita rasanya berbeda. Saya lagi sakit dan ingin makanan dari restoran yang jauh itu. Begitu pula suami dan anak juga suka.

Saya pun mencoba melakukan pesan makanan online, meski awalnya ragu, apakah ada driver yang mau mengantarkan makanan ke rumah saya yang jauh sekali dari tempat restorannya? Tidak perlu menunggu lama, seorang driver menerima pesanan saya, ah senangnya.

Ah, senangnya ada driver yang mau mengantarkan pesanan saya meski jarak antara restoran ke rumah itu lebih dari 10 km!


Ketika makanan sampai rumah, saya dan keluarga sangat menikmati makanan sampai lupa kalau sama-sama tengah sakit. Makanan favorit bisa menjadi “obat” ketika susah makan akhirnya lahap makan sehingga bisa lekas fit kembali.



#2 Pahlawan Ketika Lapar dan Listrik Mati di Malam hari


Untuk makan malam, saya terkadang memasak jam 5 sore agar ketika jadwal makan makan itu masakannya tetap segar dan hangat. Namun, pernah beberapa kali, tanpa hujan deras, tanpa tanda apa-apa, listrik mati! Padahal saya baru saja mengeluarkan semua bahan makanan dari kulkas dan siap diolah menjadi makanan.

Tidak mungkin saya meneruskan memasak karena cahaya yang minim di dapur. Mau pakai emergency lamp juga kurang jelas. Jangan sampai, memasak hanya pakai cahaya lampu seadanya membuat makanan gosong karena tidak bisa melihat kematangan dengan jelas. Ujung-ujungnya, makanannya juga tetap tidak bisa dimakan, kan?

Tidak mungkin memasak dengan cahaya seadanya karena tidak bisa melihat kematangan makanan dengan tepat.


Apalagi saya sangat mengandalkan magic com untuk memasak nasi. Namanya orang Indonesia, tidak makan jika tidak ada nasi, kan? Tidak mungkin hanya makan lauk dan sayur saja.

Saat itu, mau makan malam di luar juga hanya berdua bersama anak kecil di rumah. Suami masih perjalanan menuju rumah dan pasti lelah jika saya memintanya mampir untuk membeli makan malam.

Maka, saya segara membuka ponsel utnuk memesan Gofood. Lalu pas ketika suami baru sampai rumah sekaligus driver mengantarkan makanannya. Kami pun menikmati candle light dinner ala-ala. Senangnya lagi, selesai makan cukup membuang box makanan saja, tanpa perlu saya mencuci piring dan gelas dalam kegelapan. Lebih praktis kan?



#3 Pahlawan Si Nyonya Rumah yang Nggak Dapur-able


Apa jadinya ketika teman-teman atau saudara tiba-tiba datang ke rumah? Tentu senang sekali karena rumah akan terasa lebih ramai. Tapi, sebagai nyonya rumah pasti ingin menjamu tamu dengan maksimal. Sedangkan aku seorang yang nggak dapur-able, alias nggak jago memasak, maka membeli makanan untuk disantap ramai-ramai adalah solusi jitu.

Dari pada nekat membuat makanan yang belum jelas rasanya karena saya tidak jago di dapur, lebih baik pesan di Gofood.


Saya cukup membuka aplikasi Gojek lalu pesan makanan. Tidak lama, camilan, minuman, hingga makanan besar pun datang sehingga acara kumpul dadakan semakin seru.

#4 Pahlawan Menuju IGD


Masih terekam jelas di ingatan, meski itu sudah terjadi sekitar tahun 2017 lalu. Saat itu, saya tengah mudik ke rumah orang tua. Sekitar jam 9 pagi, batita saya mendadak muntah. Sementara di rumah hanya ada saya, 1 batita, dan ibu saya. Kakak saya sudah berangkat bekerja dan ponakan saya juga sudah sekolah dengan kendaraan masing-masing. Sebagai ibu muda yang baru melihat anak 2 tahun muntah, tentu panik dan bingung harus bagaimana.

Ibu saya menyarankan coba bawa ke IGD karena dekat rumah beliau memang ada rumah sakit. Sebenarnya ada beberapa klinik dokter terdekat tapi biasanya buka saat sore hari. Tidak ada kendaraan di rumah sehingga saya tidak bisa membawa anak ke IGD sendiri. Sontak terpikir menggunakan Goride saja. Saya bergegas melakukan pesan ojek online. Tidak lama seorang driver pun sampai ke depan rumah.

Dengan wajah panik, saya meminta driver mengantarkan saya ke IDG rumah sakit terdekat. Driver pun sigap.


Dengan wajah panik, saya meminta driver mengantarkan saya ke IDG rumah sakit terdekat. Saya mengendong anak lalu duduk di belakang. Driver pun mau meski ada terlihat bekas tumpahan muntah di baju saya dan anak saat menunggu tadi. Driver pun bergegas mengantarkan dengan laju yang sedikit lebih cepat, tapi tetap hati-hati. Bahkan driver mau masuk ke halaman rumah sakit untuk mengantarkan saya sampai ke depan pintu IGD.

Hati ini lega ketika segera bertemu dengan dokter jaga. Anak pun segera mendapatkan perawatan. Saya sampai tidak sempat membuka ponsel lagi untuk memberikan bintang dan tips untuk beberapa waktu, tapi momen itu tidak akan terlupakan.




Tidak hanya sebagai pahlawan, hadirnya start up Gojek memiliki fitur yang mendukung bagi penggunanya. Ada beberapa kelebihan di Gojek yang membuat saya lebih nyaman menggunakannya.

Kenapa Harus Pesan di Gojek?


#1 Tahu terlebih dahulu berapa biayanya


Pernah melihat berita viral pengunjung makan dengan tagihan fantastis padahal di kaki lima? Ya karena tidak jelas di awal.

Hal ini tidak akan terjadi jika kita pesan di Gofood. Ini yang sangat penting bagi saya. Ketika akan memesan makanan atau menggunakan jasa ojek online, saya tahu akan mengeluarkan biaya berapa. Apakah uang saya cukup atau tidak? Jangan sampai juga nantinya membuat driver kecewa karena saya kekurangan uang.

#2 Tahu Driver Berapa di Mana Sekarang


Selain mengetahui jumlah biaya yang dikeluarkan nantinya, saya juga tahu di mana driver berapa sekarang lewat maps di aplikasi. Biasanya, ketika driver sudah masuk ke gerbang kompleks akan mendapatkan notifikasi jika driver akan sampai kurang lagi 1 menit lagi, sehingga saya bisa siap-siap keluar rumah.



#3 Bisa Menggunakan Aplikasi Gojek di Mana Saja dan Kapan Saja


Meski saya berdomisili dan mendaftar aplikasi Gojek di kota Semarang, tapi saya bisa menggunakan jasa Gofood dan Goride di kota mana saja. Saya biasanya juga menggunakan aplikasi Gojek ketika mudik ke rumah orang tua di kota Surabaya.

#4 Kalau Dihitung Bisa Lebih Murah bagi Ibu-ibu


Soalnya, ketika kita datang ke restoran maka ada biaya membeli minuman. Belum lagi jika bersama anak pasti ada “pajak” dari anak. Kalau anak saya biasanya menambah es krim, atau bisa jadi toko mainan di sebelah restoran. Sementara jika memesan Gofood biasanya hanya membeli makanan, sehingga lebih irit untuk biaya jajan.

#5 Pembayarannya Lebih Praktis


Saya lebih sering pakai Gopay ketika Gofood atau Goride karena lebih praktis. Saya tidak perlu menyiapkan uang, apalagi jika driver tidak ada kembalian akan semakin menyusahkan mereka lagi. Dengan Gopay, ketika makanan datang ya cukup menerimanya saja, atau sudah sampai tujuan ya cukup turun saja. Lebih praktis!




Bagi saya, pahlawan adalah mau berkorban tenaga, dan atau waktu, dan atau materi. Salah satunya driver Gojek yang pasti sudah berkorban tenaga dan waktu untuk menerima pesanan saya.

Di mata saya, driver Gojek adalah pahlawan bermotor, baik di kala saya senang, hingga di kala saya sedih, sakit, dan bingung.

Terima kasih banyak, Driver!

Comments

  1. aku selalu berterima kasih kepada babang ojol karena selalu menemaniku kemanapun ku pergi ~

    ReplyDelete

Post a Comment