Sebelumnya, kenalan dulu, ya, mungkin ada pengunjung di blogku yang baru. Buat pengunjung lama mungkin sudah hafal di luar kepala siapa aku *langsung pada menyesal baca kalimat itu, hehehe. Baeklah, aku adalah ibu dari 1 putera, yang bekerja di rumah, dengan menjadi copywriter. Nah, aku mo cerita sukanya bekerja di rumah itu gimana sih? Siapa tahu ada yang berniat resign dari kerja di kantor dan merintis pekerjaan dari rumah. Mungkin tulisan ini bisa jadi pertimbangan sebelum membuat keputusan sesat *peace.
Yang belum paham apa itu profesi copywriter, bisa ceki tulisanku sebelumnya yang menjelaskan pekerjaan copywriter, ya:
Baca: Apa Itu Profesi Copywriter
Pertama, bisa bekerja sambil 24 jam 7 hari bersama anak.
Aku nggak mau debat ibu bekerja di luar dan ibu bekerja di rumah, ya. Cuma memang ini keuntungan bila kerja di rumah. Bayi pertama kali merangkak, ibu yang tahu duluan. Batita diam-diam makan balsem, pas ibu tahu langsung teriak-teriak #PengalamanPribadi, hohoho.
Kedua, suami kerja di luar kota, aku dan anak bisa ngintil walau tetap bawa kerjaan.
Terkadang, suami tugas kerja di luar kota dan aku beserta anak tetap bisa ngikut, dong. Yang penting, di lokasi tujuan ada koneksi internet dan aku tetap menulis. Aku pernah, lho, menulis di salah satu taman di Pekalongan (waktu itu belum hamil Anak Lanang jadi pergi berdua aja sekaligus honeymoon, ups).
Ketiga, mudik tetap harus bekerja.
Ini bisa sisi negatif dan positif juga sih. Karena judul artikelnya “sukanya kerja di rumah”, jadi aku mau cerita hal positif aja soal tetap menulis walau lagi mudik. Setidaknya, bisa menemani Neneknya Anak Lanang, walo kadang pas gosip berdua harus disambi mengetik, hihihi.
Keempat, nggak ada anggaran beli baju kantor dan transportasi.
Dulu, waktu masih kerja jadi reporter yang harus datang ke kantor, aku ada budget buat beli baju dan transportasi yang diambil dari gaji. Nah, kalo sekarang, jarang banget beli baju dan pergi-pergi. Tapi duit gaji bisa menyusut gegara ada toko online, hahaha.
Kelima, bisa jalan-jalan di hari kerja.
Aku tuh kurang suka ngemol, apalagi weekend, karena cenderung ramai. Rasanya pusing liat banyak orang seliweran. Makanya, kalau lagi nemenin anak main di playland, aku milih hari kerja. Kan playground nggak terlalu ramai, aku bisa menemani Anak Lanang sambil modus bermain prusutan bersama #MasaKecilJarangPrusutan. Tentu ada konsekuensinya ketika aku pergi di hari kerja. Postingan berikutnya aja ya penjelasannya karena tergolong "dukanya kerja di rumah"
Keenam, mengenalkan anak pada aktivitas ibunya
Karena 24 jam 7 hari nyaris bersama, walau terkadang ada me time, maka anak secara tidak langsung melihat aktivitas ibunya. Yang paling sering tentu menulis. Anak Lanang jadi suka ngikut ketik-ketik ganteng. Anak Lanang juga pernah aku ajak liputan, tapi tentu yang acara dan tempatnya juga nyaman buat dia. Anak Lanang juga pernah ngikut aku meet up sama orang dan biasanya aku sumpel pake camilan biar agak anteng gitu #galaknya.
Foto: gaya Anak Lanang nemenin Ibu meet up
Biar imbang, nanti aku tulis dukanya bekerja dari rumah, ya. Minggu depan, insya Allah.
Ada yang mau menambahkan soal sukanya kerja di rumah?
Silahkan tulis di komentar, yaaa
Yang belum paham apa itu profesi copywriter, bisa ceki tulisanku sebelumnya yang menjelaskan pekerjaan copywriter, ya:
Baca: Apa Itu Profesi Copywriter
Pertama, bisa bekerja sambil 24 jam 7 hari bersama anak.
Aku nggak mau debat ibu bekerja di luar dan ibu bekerja di rumah, ya. Cuma memang ini keuntungan bila kerja di rumah. Bayi pertama kali merangkak, ibu yang tahu duluan. Batita diam-diam makan balsem, pas ibu tahu langsung teriak-teriak #PengalamanPribadi, hohoho.
Kedua, suami kerja di luar kota, aku dan anak bisa ngintil walau tetap bawa kerjaan.
Terkadang, suami tugas kerja di luar kota dan aku beserta anak tetap bisa ngikut, dong. Yang penting, di lokasi tujuan ada koneksi internet dan aku tetap menulis. Aku pernah, lho, menulis di salah satu taman di Pekalongan (waktu itu belum hamil Anak Lanang jadi pergi berdua aja sekaligus honeymoon, ups).
Ketiga, mudik tetap harus bekerja.
Ini bisa sisi negatif dan positif juga sih. Karena judul artikelnya “sukanya kerja di rumah”, jadi aku mau cerita hal positif aja soal tetap menulis walau lagi mudik. Setidaknya, bisa menemani Neneknya Anak Lanang, walo kadang pas gosip berdua harus disambi mengetik, hihihi.
Keempat, nggak ada anggaran beli baju kantor dan transportasi.
Dulu, waktu masih kerja jadi reporter yang harus datang ke kantor, aku ada budget buat beli baju dan transportasi yang diambil dari gaji. Nah, kalo sekarang, jarang banget beli baju dan pergi-pergi. Tapi duit gaji bisa menyusut gegara ada toko online, hahaha.
Kelima, bisa jalan-jalan di hari kerja.
Aku tuh kurang suka ngemol, apalagi weekend, karena cenderung ramai. Rasanya pusing liat banyak orang seliweran. Makanya, kalau lagi nemenin anak main di playland, aku milih hari kerja. Kan playground nggak terlalu ramai, aku bisa menemani Anak Lanang sambil modus bermain prusutan bersama #MasaKecilJarangPrusutan. Tentu ada konsekuensinya ketika aku pergi di hari kerja. Postingan berikutnya aja ya penjelasannya karena tergolong "dukanya kerja di rumah"
Keenam, mengenalkan anak pada aktivitas ibunya
Karena 24 jam 7 hari nyaris bersama, walau terkadang ada me time, maka anak secara tidak langsung melihat aktivitas ibunya. Yang paling sering tentu menulis. Anak Lanang jadi suka ngikut ketik-ketik ganteng. Anak Lanang juga pernah aku ajak liputan, tapi tentu yang acara dan tempatnya juga nyaman buat dia. Anak Lanang juga pernah ngikut aku meet up sama orang dan biasanya aku sumpel pake camilan biar agak anteng gitu #galaknya.
Foto: gaya Anak Lanang nemenin Ibu meet up
Biar imbang, nanti aku tulis dukanya bekerja dari rumah, ya. Minggu depan, insya Allah.
Ada yang mau menambahkan soal sukanya kerja di rumah?
Silahkan tulis di komentar, yaaa