Reuni Tokoh Cenat-Cenut Reporter

Dua minggu yang lalu...
Drrrttt… drrrttt… drrrttt… ponselku bergetar. Nomor yang sangat kukenal muncul di layar handphone. Tanpa ba-bi-bu, aku lekas menerima dengan sambutan jigong masih bau bawang, duh.
Rani: Wuriiii! Kru mau shooting di Semarang. Kita ketemuan, yak?
Aku: Mauuuuu *sampe bibirku monyong seseksi Scarlet Johansson #Ngarep, hihihi
Rani: Tapi bantuin cari narasumber.
Aku: glek *negak HP


Foto: rusuhnya IIDN Semarang shooting (dokumentasi Mak Uniek)




Berhari-hari sebelum hari H, Rani bolak-balik chat sama aku sampe nih jari lentik kek bulu mata. Kru minta shooting di satu komunitas/PKK dan satunya lagi di perkantoran. Ting! Sontak aku ingat komunitas ibu-ibu penulis narsis. Langsung saja aku tawarin pas ada kopdar di ke-ep-ci Pand*naran, enggak menyangka emak-embak kece itu antusias. Mantan model dadakan a.k.a Mak Uniek bersedia rumahnya dirusuhi. Aku cukup mengumpulkan 30 anggota plus beberapa tetangga setempat. Sip deh, buru-buru aku setor nama Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN) Semarang. Oke, deal!

Nah, mencari lokasi shooting yang satu lagi itu cukup bikin aku pengin buang-buang ponsel #SokTajir, deh. Sudah ada… *ngitung dulu ya, sekitar lima kontak yang semuanya menolak, huhuhu. Ada yang penghuni kantornya sibuk, dharma wanita-nya lagi cuti, atau anggotanya pas ada arisan panci 24 karat #hallah. Ada juga komunitas yang menolak karena enggak bisa shooting di hari kerja, member-nya pada masuk kantor soalnya #kode ke emak-embak IIDN SMG, hehe. Oh ya, saking desperate-nya, akhirnya aku tawarin juga komunitas anak muda. Padahal segmen acaranya kan ibu-ibu, wkwkwk, pastinya enggak cucok bo! Maaf ya, Rani *kecup pipi balon Rani. Akhirnya, Rani dapat juga lokasi satunya pada H-4. Yah, begitulah, kadang kabar baik itu datang ketika mefet deadline. Legaaa...

Alhamdulillah, shooting berlangsung lancar. Komunitas IIDN Semarang dapat kloter shooting pertama #KekNaikHajiAjah. Mak Uniek, Mbak Inung, Mak Winda mendadak kinclong karena di-make-up-in #uhuk. Mak Dedew dapat kebagian berhadapan dengan chef waktu shooting perkenalan komunitas. Embak-emak kece lainnya juga kena shoot, kok, qiqiqi. Terima kasih banyak, ya, IIDN Semarang, gokil!

Kelar satu shooting, aku diculik kru buat ikutan ke lokasi berikutnya. Baeklah, secara aku juga rindu dengan hiruk-pikuk shooting, ngegosip sama mereka, ketawa-ketiwi mengenang masa lalu yang edan. Sampai dapat cerita tambahan yang belum masuk di buku Cenat-Cenut Reporter lalu, horay! Tapi sebelum diculik, ada perjanjian, walopun aku ikut tetapi enggak mau jadi matador seperti tugasku waktu masih jadi kru dulu, hihihi.
“Bantuin jadi matador ya, Wuri?”
“Ogah! Harus ada kontrak kerja dulu.” #Pelitnyaaa…


Foto: Tebak ini si tokoh siapa, hayo???

Satu hari yang lelah tetapi indah. Miss you all, kru *muach. Baek-baek ya balik ke kandang ^^

Memangnya, apa sih Cenat-Cenut Reporter itu?
Buku genre non fiksi komedi yang membongkar kehidupan apes reporter. Mulai diusir narasumber, sikap artis di belakang layar yang bikin ilfeel, grabak-grubuknya shooting, dan masih banyak lagi. Harga Rp37.000 (di toko buku) atau pesan di aku hanya Rp31.000 #TetepPromoYa

Comments

  1. ulasan tentang aku kurang banyak :( jangan kapok shooting aku ya mb Rani, kutunggu undangannya yg lain hihihii... *muntah CCR

    ReplyDelete
  2. Mbok ya situ nulis di blog dewe, panjang sisan, sak karepe Mak *muntah foto Mak :p #Dendam

    ReplyDelete
  3. hahah ujung2nya promo, tapi aku jadi penegn buka2 lagi buku CCR sambil menebak2 kru kemaren siapa aja yang kena bully di buku ituh

    ReplyDelete
  4. hihihiiii ngiiiiikkk...gak boleh dendam ya, ntar gak jadi bintang utama kayak aku loh *muntahmabok

    ReplyDelete
  5. Asyiknya yang bernostalgia sekaligus promosi, hehehe

    ReplyDelete
  6. Hidayah SulistiyowatiApril 8, 2014 at 1:18 PM

    Rindu shooting juga #eh... maksudku rindu baca CCR aka. Cenat-Cenut Reporter ;D

    ReplyDelete

Post a Comment