Lima Kegiatan yang dilakukan Saat Mudik

“Apa?! Baru puasa hari kelima sudah mikirin soal mudik?”
Eit, siapa tahu justru jadi sumber inspirasi bagi kamu yang mudiknya cuma lima langkah #LaguDangdutKaliii. Tapi, tulisanku kali ini fokus sama kegiatan bersama Ibu. Apalagi aku dan Ibu sudah menetap di beda kota semenjak akhir tahun 2005. Pastinya momen mudik jadi ajang kangen-kangenan sekaligus aku libur masak soalnya biasanya ibu yang masak, ups. Terus, apa saja yang bisa dilakukan bareng Ibu saat mudik nanti?

Satu, mengobrol dari hati ke hati, hanya empat mata, plus cerita panjang lebar di kamar Ibu. Ibu kerap kali ngoceh banyak hal, mulai kisah yang sedih sampai bikin ketawa-kejengkang-dari-kasur-Ibu. Kalau aku, biasanya cerita ke Ibu soal yang hepi-hepi aja. Pokoknya, jangan sampai deh Ibu tahu kalau hutang panci merek H*rm*s-ku belum lunas, tetap doyan molor pas bulan puasa seperti waktu masih gadis, eh.

Dua, kalau hatiku lagi baik, momen mengobrol berdua bareng Ibu itu sekaligus mijitin kaki Ibu. Maklum, kaki Ibu kerap bermasalah karena Ibu memang nenek yang aktif. Setiap minggu wajib ada jadwal senam manula, berenang, sampai shopping biar oto kaki kian kencang, duh. Kalau waktu kecil dulu pernah dapat seratus rupiah tiap mijitin Ibu, berarti tarif mijitin hari ini naik jadi... *nyomot kalkulator.

Tiga, aku juga suka ajak Ibu pergi makan di luar. Sesekali, Ibu istirahat lah bergelut dengan minyak goreng, lauk pauk, daster bau bawang, dkk. Walaupun pilihannya bisa bebek goreng pinggir rel kereta, atau tahu tek-tek di warung kaki lima, bisa juga bisa juga manggil nasi goreng yang lewat depan rumah terus makannya di teras (kan kalau teras sama saja kegiatan outdoor) #Pelitnyaaa.

Empat, Ibu juga suka banget koleksi jilbab. Makanya, terkadang aku mengajak Ibu shopping dan mampir ke butik-butik baju muslimah yang hits banget, tuh. Walaupun, kalau ke kasir biasanya aku mendadak menghilang, huehehehe. Dompetku baru keluar kalau Ibu beli jilbab di konter kecil yang enggak ada mereknya.
“Mau beli berapa? Satu? Dua? Oke, maksimal dua, ya, Bu.” *minta dijitak.

Lima, pernah juga bikin macaroni schotel buat Ibu, lho (walaupun kenyataannya aku adalah oknum yang paling banyak menghabiskan macaroni schotel-nya, hihihi). Berhubung kalau di rumahku enggak ada alat panggang jadi enggak pernah bikin masakan serba panggang, terus daripada capai-capai masak ternyata gosong, lebih aman aku mengukus saja. Ini dia penampilan macaroni schotel kukusnya:



Biar makin maknyus, enggak lupa taburin keju parut sebelum dikukus. Menu yang cocok buat takjil soalnya ada telur dan macaroni yang bisa bikin lumayan kenyang. Belum lagi, keju yang enggak hanya bikin makin yummy, tetapi juga mengandung gizi berupa kalsium.

Nah, kira-kira kamu bakal melakukan yang nomor berapa saat mudik nanti?

Comments

  1. Sehariiiaaan baca postingan tentang makanan kok ya anakku nendang-nendang terus ya.
    Ehm…bebek goreng enak nih. Hihihi.
    Mbak pancinya masih berapa kali cicilan?

    ReplyDelete
  2. nomor 1 dan 2 sama mbak hihihi :mrgreen: no.1 biasane sambil kruntelan atau kelonan :D
    kalo masalah beli-beli dan masak-masak, malah ibuku yang suka tanya “mau dibeliin/dimasakin apa?” walau akhirnya aku juga ikutan masak :D

    ReplyDelete
  3. @ika: kasih tahu ndak ya... minat nyicil pancinya juga?

    ReplyDelete
  4. @menik: iya, Ibu pasti nawarin mau dimasakin apa :)

    ReplyDelete
  5. wahahahaha… menghilang di saat membayaar.. ituh aku banget kalo belanja sama tuan suami mbaaa :lol:

    ReplyDelete
  6. ngobrol sama ibu pokoknya paling asik deh, ngobrolnya bisa dari A sampai Z dibahas semua gak selesai2 :-)

    ReplyDelete
  7. Aku kalo mudik krliling warung kopi fi Banda Aceh mbak terus main di pantai tiap hari dan nodong kakak2 masakin menu khas Aceh :p

    ReplyDelete
  8. Hiks...sedih aku ga pernah mudik, met mudik ya mb...

    ReplyDelete
  9. kesukaan saya itu macaroni schotel ^_^

    ReplyDelete
  10. Kemarin aku kok gak dibuatin macaroni schotel ya *mintaaa

    ReplyDelete

Post a Comment