Tips Menulis Versi Indari Mastuti

Horay… akhirnya saya bertemu dengan Indari Mastuti, pendiri komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN).

Teh Iin, sapaannya, sudah makan asam-garam-tambah-sambal-uleg, slurrrup, di bidang penulisan. Kiprahnya menulis semenjak kelas I SMA (sekitar tahun 1996) yang tembus ke majalah nasional dengan honor Rp150.000,- *ngeces. Saat ini, Teh Iin mengurus agensi naskah Indscript Creative (Oh ya, buku saya 101 Bisnis Online yang Paling Laris bersama 4 penulis lain juga di bawah payungnya), sekolah perempuan, konsultan personal branding, hingga seorang istri dan ibu dari dua anak. Lebih dari 50 buku sudah menetas hingga meraih berbagai penghargaan bergengsi tingkat nasional.
Eh, pas banget Teh Iin meluncur ke Semarang. Sekalian lebarkan cuping telinga, menyerap semua ocehan bergizinya, sembari ngemil lumpia, yummy. Yang pengin jadi penulis wajib pantengin tulisan di bawah. Kalau yang ngebet menjadi penyanyi, ikutan ajang yang kasih golden ticket sana gih!

TUJUH. Istilah “menulis itu bakat” adalah salah. Yang benar, menjadi penulis tidak membutuhkan bakat, tetapi proses. Ibarat, bayi yang baru mbrojol pun tidak bisa langsung menjadi penulis, walaupun konon terdeteksi gen penulis di dalamnya. Awalnya, belajar megang bolpen, mengenal huruf, membaca aiueo, hingga sobek-sobek buku bergambar, eh. So, enyahkan keyakinan kalau menulis itu bakat, dan Anda tidak berbakat menulis. Hush! Hush!

ENAM. Jeli mencetak ide.
“Tetapi susah dapat ide.”
“Hei… ide itu ada di sekitar kita.” *senyum songong.
Banyak cerita perjalanan Anda yang bisa menarik menjadi buku. Misalnya: pengalaman pahit saya selama menjadi reporter, mulai diusir narasumber, menghadapi artis brutal kalau di balik kamera, atau menyuruh seenaknya-bonus-tanpa-perasaan kepada narasumber yang sudah bangkotan. Saya tuangkan huru-hara di buku Cenat-Cenut Reporter *taelah… promo buku lagi.

LIMA. Harus, enggak boleh menolak, kudu banyak membaca. Membaca itu bagaikan amunisi penulis. Kalau enggak pernah baca, ya hasil tulisannya bak meletuskan pistol anak-anak yang cuma semprotin air, kurang nendang!

EMPAT. Sebelum menulis, baiknya membuat kerangka. Tujuannya, agar proses menulis lancar, dan otak tidak blank. Masih ingat enggak dulu pas pelajaran Bahasa Indonesia, bu guru mengajarkan membuat kerangka karangan? Kalau lupa, buruan pakai seragam putih-merah lagi.

TIGA. Komitmen menulis setiap hari. Apapun alasannya, lagi sibuk bobok siang, Bos di kantor galak kalau ketahuan curi waktu buat menulis, atau jadwal arisan ibu-ibu kompleks padet. Pokoknya, ada waktu untuk menulis. Mau cuma lima menit, entah itu hanya menulis satu paragraf, intinya me-nu-lis! *pamerin penggaris panjang pak guru.

DUA. Banyak media belajar menulis. Buku harian yang biasa berisi curhatan kok gebetan enggak melirik blas, menulis di blog yang gagal move on, atau mengetik di MS Word melulu. No problemo. Lebih bagus lagi, publish tulisan di blog. Bisa jadi, ada penerbit yang khilaf melirik gaya tulisan Anda.

SATU. Menulis itu bikin ketagihan. Kalau menulis sudah menjadi bagian aktifitas sehari-hari, seperti makan, bekerja/sekolah, pacaran, eh. Pasti akan mengalami fase kalau menulis itu nagiiiihhh bangeeeddd. Bakal lebih berat enggak nulis sehari, daripada enggak ketemu kekasih dalam satu hari. Eee… bener nggak sih?

MakJleb banget kan tipsnya. Hayo… yang bercita-cita jadi penulis, buruan praktekin semua tips. Kagak pake dalih ape-ape, kecuali saya ya hehe *dijitak Teh Iin. Nih, saya kasih quote dari Indari Mastuti. “Menulis itu bukan MAMPU, tetapi MAU.



Makasih, Teh, atas sharing-nya.

Comments

  1. Sepertinya harus banyak belajr dari tips menulis versi Mba indari nih.....

    Salam

    ReplyDelete
  2. keren banget deh mbaa.. pengin kopdar sama senior keren sekelas bunda Indari M :)

    ReplyDelete
  3. asyiknya ketemu Teh In, dapet banyak ilmu. thanks for sharing mbak :)

    ReplyDelete
  4. Iya, lumayan bisa tanya-tanyi langsung :)

    ReplyDelete
  5. Huhuhu... *sengaja bikin Miss Hagemeru iri, hihihi

    ReplyDelete
  6. Iya, haha-hihi yang bermanfaat bareng Teh Iin

    ReplyDelete
  7. Sama-sama. Saya menulis apa yang disampaikan Teh Iin :-)

    ReplyDelete
  8. kayaknya, gue harus menerapkan saran ke 3…

    ReplyDelete

Post a Comment