Ketika Malas Menulis

Pernah saya hanya mematung di hadapan laptop sekian lama. Satu huruf pun tidak mewarnai halaman kosong. Sudah memeras otak pakai sabun colek sampai deterjen impor, tetap saja tidak menulis. Malah sibuk melentikkan bulu mata biar cetar kalau lagi keluar rumah, hedeeehhh! Pun ketika ide-ide berkeliaran di dalam pikiran, rasanya ingin tumpah, tetapi jemari tidak bersahabat. Andai ada laptop yang mampu menulis tanpa mengetik, saya hanya nyerocos langsung jadi tulisan di word, mungkin saya adalah pembeli yang pertama, berapa pun harganya #SokTajir. Dan pasti, ada masa-masa malas menulis, atau bingung mau nulis tentang apa. Saking gemesnya enggak nulis-nulis, kadang rasanya sampai pingin nyemil laptop!

Seperti kata motivator ternama, hidup itu bak roller coaster, sesekali dadah-dadah ala miss universe di atas, secepat kilat bisa menjadi penghuni jelata di bawah. Kalau sudah di bawah, tinggal bayar tiket, terus naik ke atas lagi. Mudah 'kan? Kurang lebih itu yang dapat saya praktekkan ketika suntuk menulis. Ada pilihan jalan-jalan, nggegosip di tukang sayur (tapi yang positif ya... seperti harga cabe terkini,dll), baca buku, browsing, ke bioskop, hunting undangan gratisan, atau... menyelam di komunitas nulis.

Saya ikut beberapa komunitas nulis, semuanya online karena sehari-hari saya kencan sama laptop. Saat ini, saya ingin bercerita soal komunitas Be A Writer. Komunitas online di grup FB yang digawangi oleh Mbak Leyla Hana (Eee... sejak kapan ya Mbak Leyla jadi kiper?). Komunitas yang membahas nulis secara luas, mulai menulis buku, blog, promo buku, review buku, sampai curhat geje. Enak toh? dapat teman, dapat ilmu, sekaligus teman curhat. Walaupun belum pernah ketemu, tetapi kehangatan antar anggota itu terasa, soalnya membernya pada jualan arang, hihi. Pokoknya, kayak deterjen yang 3 in 1 lah, semuanya ada di Be A Writer.

baw

Foto: agenda BAW yang unyu.

Di BAW, Saya berkenalan penulis-penulis yang sudah menelurkan puluhan, ratusan, jutaan buku #Lebay. Ternyata, para senior itu murah ilmu. Kita tanya, mereka jawab. Kita curhat, mereka memberi solusi. Kita minta duit, eee... *dijitak orang sekampung. Kalau kata orang jaman dulu, banyak anak banyak rezeki, ini juga berlaku di dunia menulis, maksudnya, banyak teman banyak rezeki. Secara manusawi, pasti kita akan membantu teman bukan? begitu pula kehidupan di kampung BAW, mulai minta pendapat soal tulisan, berhadapan dengan penerbit, jungkir balik menjadi penulis, sampai bagi-bagi buku gratis (ini dia favorit saya).

Saya juga pernah mendapatkan tips menulis aneh, tapi banyak yang berhasil lho. Kira-kira apa ya tipsnya? Penasaran? Monggo, masuk saja ke grup. Sebelumnya, diharapkan berkaca terlebih dahulu. Pastikan punya bayangan, berarti kalian manusia tulen, boleh masuk ke grup Be A Writer *piss. Apa dan gimana komunitas Be A Writer itu, bisa intip dulu blognya disini. Met ultah ya BAW, moga makin joss gandhos kothos-kothos baik di dalam negeri, luar negeri, sampai luar angkasa, #eh.

Sayangnya, rata-rata penghuni BAW berdomisili di Jakarta ya? Aku belum pernah kopdar, hiks. Paling sebel lihat foto-foto kopdar *sobek-sobek album foto :D

"Jadi, sudah tahu apa yang bisa dilakukan ketika malas menulis?"

"Belum, Kakak."

*Cubit satu-satu ^_^

Tulisan ini diikutsertakan GA BAW, info disini.

Comments

  1. hahahaha mba wuri ini emang kalo nulis pasti ngocol deh, cocok bgt jd penulis komedi :)

    ReplyDelete
  2. bukunya sudah nangkring di toko buku lho, hehe #iklan

    ReplyDelete
  3. hehe, yang lain malah jauh lebih banyak kok :-)

    ReplyDelete
  4. Terima kasih atas tulisan GA BAW, Mbak Wuri.. suksess selalu :D

    ReplyDelete
  5. cubit balik.
    makasih, mba Wuri :-)

    ReplyDelete

Post a Comment